Minggu, 29 Juli 2018

Bersihkan

Cara Cuci Kemaluan yang Betul, Kalau Tidak Mau Disiksa Malaikat Di Alam Kubur Nanti !!

CARA MENCUCI KEMALUAN DENGAN BENAR...

Seringkali kita merasa telah mencuci kemaluan kita dengan bersih dan benar. Bersih belum berarti benar. Hal ini penting agar amal ibadah kita diterima.

Banyak orang merasa ibadah mereka bagus, tetapi sebenarnya masih tidak terlepas dari ancaman azab api neraka hanya karena tidak benar dalam mencuci kemaluannya.

As Sayyidina Abu Bakar R.A. pernah hendak menyolatkan mayat seorang lelaki, tetapi tiba2 tersentak dengan suatu benda bergerak-gerak dari dalam kain kafan lelaki itu. Lalu disuruhnya seseorang untuk membukanya. Alangkah terkejutnya ada seekor ular sedang melilit kepala kemaluan mayat lelaki itu.

Khalifah Abu Bakar mencabut pedang lalu menghampiri ular tadi untuk membunuhnya. Tetapi ular itu tiba2 berkata:

”Apakah salahku? Karena aku diutus oleh Allah untuk menjalankan tugas yang diperintahkan”

Setelah diselidiki amalan lelaki itu semasa hayatnya, ternyata dia merupakan orang yang menyepelekan dalam hal menyucikan kemaluannya setelah selesai membuang air kecil.

Jadi sebenarnya bagaimana cara membersihkan kemaluan kita dengan benar?

Lelaki dan wanita berbeda caranya. Bukan dibasuh sekadarnya dengan air dan asalkan bersih.

LELAKI:

Selepas membuang air kecil, disunnahkan berdehem tiga kali supaya air kencing betul-betul sudah habis keluar.

Setelah itu urutlah kemaluan dari pangkal ke ujung beberapa kali dengan menggunakan tangan kiri, sehingga tiada lagi air kencing yang tertinggal dalam saluran.
Kemudian basuhlah dgn air sampai bersih.

WANITA:

Apabila membasuh kemaluannya, hendaklah ia berdehem dan pastikan dicuci bagian dalamnya dengan memasukkan sedikit jari tengah tangan kiri dan diputar-putarkan sewaktu disiram air bersih.

Bukan dengan hanya menyiram air semata-mata, karena hanya dengan menyiram air saja tidak dapat membersihkan bagian dalam kemaluan wanita secara sempurna.

SANGAT PENTING

Begitu juga sewaktu akan membasuh air besar (berak), jari-jari tangan kiri yang akan dipakai membersihkan sebaiknya diolesi dengan sabun, terutama bagian kukunya. Kemudian sangat penting juga untuk memasukkan satu jari ke dalam dubur. Putarkan beberapa kali supaya najis keluar dari dinding dubur, sambil siram dgn air hingga terasa najis benar2 telah hilang dan bersih.

Sudah benar atau tidak kah cara membersihkan kemaluan kita selama ini? Kalau belum benar, mari bersama2 kita betulkan supaya diri kita bersih dengan cara yang benar. Karena telah dijanjikan neraka bagi mereka yg tidak istibro' (menyucikan diri dengan sempurna baik hadas kecil/ hadas besar).

ilmu yang bermanfaat perlu kita amalkan bersama ... Wallahu a'lam...

Catatan:
1. Tidak ada kata malu dalam urusan menyampaikan kebenaran Agama.

2. Jangan beranggapan ilmu fiqih itu jorok, karena fiqih itu menjelaskan sedetail2 nya.

Jumat, 27 Juli 2018

Ta'dzim lah...

Kyai Hasyim Asy'ari menggendong Nabi Khidzir

Hujan turun dengan derasnya di Bangkalan saat itu, terutama di Demangan, pondok yang diasu CVh Kyai Kholil Bangkalan. Meski hujan deras mengguyur, ada saja tamu yang datang pada Kyai Kholil.

Terlihat diantara rerintik hujan yang semakin deras, seorang tua yang lumpuh dengan susah payah hendak berkunjung menemui Kyai Kholil. Kyai Kholil segera tanggap, lalu memerintahkan santrinya untuk menyusul; "Adakah diantara kalian yang mau menggendong dan membawa tamuku di luar sana itu?"
"Biar saya saja Yai" jawab seorang santri muda mendahului teman-temannya.
"Baiklah, cepat kamu bawa orang tua itu kemari!"

Santri muda itu bergegas meloncat menembus rintik hujan yang semakin deras, menghampiri orang tua lumpuh itu. Tanpa pikir panjang, ia menggendongnya untuk menemui Kyai Kholil.

Dengan sangat akrab, Kyai Kholil menyambut tamunya dan diantara keduanya terjadi dialog empat mata. Tidak lama kemudian rupanya percakapan mereka telah usai. Kyai Kholil mendatangi santri-santrinya untuk meminta bantuan mereka lagi, "Siapakah diantara kalian yang mau membantu orang tua ini untuk kembali pulang?"
"Biar saya saja Yai!", sahut santri yang tadi menggendong orag tua tersebut. Lalu santri muda itu, dengan penuh ta'dzim menggendong orang tua tersebut keluar pondok dengan hati-hati sesuai dengan perintah Kyai Kholil.

Setelah santri dan tamu tua itu keluar pondok, Kyai Kholil berkata pada santri-satrinya yang lain: "Santri-santriku, saksikanlah bahwa ilmuku telah dibawa santri itu." Dan ternyata yang digendong oleh santri tersebut adalah Nabiyullah Khidzir yang bersilaturrahim kepada Kyai Kholil dan santri yang menggendong Nabiyullah Khidzir itu adalah Hasyim Asy'ari Jombang, yang kemudian mewarisi keilmuan Kyai Kholil Bangkalan.

Sumber: Ngopi di pesantren, Muhammad Thom Affandi

#NU #tokohNU #santriNU

Rezeqi...

IMAM MALIK
VS
IMAM SYAFI'I

"Guru Dan Murid Tertawa Karena Beda Pendapat ttg REZEKI
.
Imam Malik ( guru Imam Syafii ) dalam majlis menyampaikan :

Sesungguhnya rezeki itu datang tanpa sebab, cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan meberikan Rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah mengurus lainnya.
.
Sementara Imam Syafii ( sang murid berpendapat lain) :

Seandainya seekor burung tidak keluar dari sangkarnya, bagaimana mungkin ia akan mendapatkan rezeki.

Guru dan murid bersikukuh pada pada pendapatnya.
.
Suatu saat tengah meninggalkan pondok, Imam Syafii melihat serombongan orang tengah memanen anggur. Diapun membantu mereka. Setelah pekerjaan selesai, Imam Syafii memperoleh imbalan beberapa ikat anggur sebagai balas jasa.

Imam Syafii girang, bukan karena mendapatkan anggur, tetapi pemberian itu telah menguatkan pendapatnya. Jika burung tak terbang dari sangkar, bagaimana ia akan mendapat rezeki. Seandainya dia tak membantu memanen, niscaya tidak akan mendapatkan anggur.
.
Bergegas dia menjumpai Imam Malik sang guru. Sambil menaruh seluruh anggur yang didapatnya, dia bercerita. . Imam Syafii sedikit mengeraskan bagian kalimat  “seandainya saya tidak keluar pondok dan melakukan sesuatu (membantu memanen), tentu saja anggur itu tidak akan pernah sampai di tangan saya.”
.
Mendengar itu Imam Malik tersenyum, seraya mengambil anggur dan mencicipinya. Imam Malik berucap pelan.
“Sehari ini aku memang tidak keluar pondok...hanya mengambil tugas sebagai guru, dan sedikit berpikir alangkah nikmatnya kalau dalam hari yang panas ini aku bisa menikmati anggur. ......Tiba-tiba engkau datang sambil membawakan beberapa ikat anggur untukku. Bukankah ini juga bagian dari rezeki yang datang tanpa sebab. Cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan berikan Rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah yang mengurus lainnya.”
.
Guru dan murid itu kemudian tertawa. Dua Imam madzab mengambil dua hukum yang berbeda dari hadits yang sama.
Begitulah cara Ulama bila melihat perbedaan, bukan dengan cara menyalahkan orang lain dan hanya membenarkan pendapatnya saja..

Semoga dapat menjadi pelajaran buat kita semua dan mendapatkan Jumat yg diberkahi.

Kamis, 26 Juli 2018

Do'a nya

‪ اللّهُمَّ إِنِّي‌ أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيكَ نَبي‌ِّ الرَّحْمَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ يا أَبا القاسِمِ يا رَسُولَ اللهِ يا إِمامَ الرَّحْمَةِ يا سَيدَنا وَمَوْلانا إِنّا تَوَجَّهْنا وَاسْتَشْفَعْنا وَتَوَسَّلْنا بِكَ إِلَى اللهِ وَقَدَّمْناكَ بَيْنَ يَدَي‌ْ حاجاتِنا يا وَجِيهاً عِنْدَ اللهِ اشْفَعْ لَنا عِنْدَ اللهِ 
                                        *Yaa Allah...*
Kami bersyukur padaMu karena telah menjaga tidur kami dan membangunkan kami kembali di hari ini..
Engkau telah ijinkan kami kembali memulai hari yang indah ini...

Berkahilah umur kami semua.
Berilah kesehatan yang paripurna kepada kami semua.
Limpahkan dan Murahkanlah rejeki kami semua.

*Ya Allah...*
Jadikanlah pagi ini
Pagi yg membuka pintu rezqi
Pagi yg penuh ketenangan
pagi yg memudahkan
segala urusan kami
Dan pagi yg penuh dgn kesabaran
dan kekuatan..... dan
Sempurnakan hari ini dgn penuh senyuman,
keberkahan dan kebaikan Aamiin....... Yaa Robbal'alamiiin.... 

*Walhammdulillahirobbil'alamiin....*
[7:12 27/07/2018] ‪+62 856-9204-7210‬: (Ketika jantungmu berhenti, *Mati* tidak perlu dicemaskan)

Jangan perdulikan jasadmu yang akan hancur!! ...
Kaum muslimin... akan melaksanakan kewajiban mereka:
1. Memandikanmu
2. Mengkafanimu
3. Menyolatimu
4. MENGUBURMU.

Yakinlah!!!* bahwa:
*Dunia tidak sedih karena kematianmu*

~Alam semesta tidak berduka atas kepergianmu !
~Segala sesuatu akan berjalan seperti biasa dan tidak berubah dengan perpisahanmu!!
~Perekonomian akan terus berputar!
~Pekerjaanmu, akan digantikan orang lain!
Hartamu akan pindah tangan secara halal kepada ahli waris!
Sementara ​Anda yang akan dihisab​ atas segala sesuatu hingga perkara yang sederhana dan kecil!!

Yang pertama lepas darimu adalah namamu..
Saat Anda meninggal dunia: Orang2 bertanya : ​​Dimana mayatnya ?​​ Mereka tidak memanggilmu dengan namamu!! Namamu tinggal kenangan belaka.

Ketika mereka akan menshalati, mereka bilang : ​​Bawa sini jenazahnya!!!​​ Mereka tidak menyebutkan namamu. ​Betapa cepat namamu hilang berlalu....​

Ketika mereka akan menguburkanmu, mereka berkata: ​Dekatkan mayitnya!!​ tanpa menyebutkan namamu..

_*Karena itu...
Jangan tertipu oleh kehormatan dan kelebihan kelompokmu...!!*
Jangan terperdaya oleh kedudukan dan nasab keturunanmu...!!

*​Alangkah sepelenya dunia ini... dan betapa besar apa yang akan kita hadapi...​*

_Kesedihan orang atas kepergianmu ada tiga macam:
1. Orang yang mengenalmu sepintas akan mengatakan: ​​Kasihan... !!​​

2. Teman dan sahabatmu akan bersedih beberapa saat atau beberapa hari, kemudian mereka  kembali pada rutinitas dan  canda tawa mereka..

3. Kesedihan mendalam di rumah... Keluargamu akan bersedih sepekan... satu-dua bulan atau hingga satu tahun... Kemudian mereka akan meletakkanmu dalam album kenangan...

Demikianlah...
Kisahmu di antara manusia telah terakhir...

Anda hanya tinggal ​ALBUM KENANGAN​

*Kisahmu yang sebenarnya baru dimulai... bersama sesuatu yang nyata, yaitu: ​Alam akherat​*

Telah lepas darimu:
1. Kecantikan/ketampanan
2. Harta
3. Kesehatan
4. Anak
5. Rumah.
6. Istri/suami

*​Kehidupanmu yang sesungguhnya baru dimulai​*

Pertanyaannya sekarang adalah :

​Apa yang telah Anda siapkan untuk kubur dan akheratmu ????? Ini adalah KENYATAAN yang perlu direnungkan!!​

​Check ibadahmu... yang wajib dan yang sunnah​
​Check Amal sholeh dan Sedekah​
​Check perilaku dan tingkah polah​

​Semoga Kita semua selamat!​

Jika Anda membantu mengingatkan orang lain dengan menyebar posting ini... ​InsyAllah...​ Anda akan dapati buah dari peringatan Anda itu dalam timbangan amal kebaikan pada hari Kiamat.

Allah berfirman :
* (وذكّر فإن الذكرى تنفعُ المؤمنين) *
*"Dan berilah peringatan! karena peringatan itu bermanfaat bagi orang2 beriman"*

Kenapa mayit memilih: ​"Sedekah"​ jika kembali ke dunia? Sebagaimana firman Allah:

رب لولا أخرتني إلى أجل قريب: ‼فأصدق‼
*​"Ya Tuhan! jika Engkau tunda ajalku sebentar saja, niscaya aku akan bersedekah"​*

Mereka tidak mengatakan:
Niscaya Aku akan umroh
Niscaya Aku akan shalat
Niscaya Aku akan puasa

Para ulama menjelaskan : "Mayit hanya mengatakan sedekah,  karena dia melihat dampak sedekah yang sangat besar setelah kematian"

*Maka ​perbanyaklah sedekah​*
utk saat ini dapat bersedekah dengan mengirim/menyebarkan postingan ini pada teman/saudara ​dengan niat karena Allah, maka jika ada diantara mereka yg  mengamalkan postingan ini ganjaran'a dengan seizin Allah juga akan anda terima.​ Aamiin Yaa Robbal 'aalamiin

Minggu, 22 Juli 2018

Oh guru...

Kisah yang penuh keindahan akan keyakinan seorang murid terhadap gurunya.
ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ
Pernah suatu ketika Habib Umar Bin Abdurrahman Al'Athos (Penyusun Ratib Al'Athos) sedang duduk bersama para santrinya dan ada satu santri yang bernama Syekh Ali Baros sedang duduk disamping beliau sambil memijit kaki beliau.
Beliau terdiam sesaat dan berkata kepada santrinya: "Kita kedatangan tamu istimewa Nabi Khidir dan sekarang beliau sudah berada di gerbang depan".
Berhamburanlah ke gerbang depan semua santrinya menyambut kehadiran Nabi Khidir kecuali Syekh Ali Baros.
Habib Umar bertanya kepada Syekh Ali: "Yaa Ali, kenapa kau tidak menyambut Nabi Khidir bersama santri yang lain..??"
Lalu dijawab oleh Syekh Ali:
"Wahai guruku, Nabi Khidir datang sengaja menemuimu, untuk apa aku lepaskan tanganku dari kakimu karena kedudukanmu yaitu guru dimataku sebagai murid jauh lebih mulia dibandingkan Nabi Khidir".
Mendengar jawaban dari muridnya seperti itu, lalu berucaplah Habib Umar: "Tidak akan kuterima hadiah fatihah dari siapapun kepadaku kecuali disertai dengan nama Syekh Ali Baros bukti keridhoanku kepadanya".
Dengan keridhoan guru, Syekh Ali Baros yang berguru puluhan tahun kepada Habib Umar dengan berkhidmat mengabdi bisa menjadi ulama besar yang manfaat.
Kemuliaan guru seperti orangtua kita. Rahasia dunia ada di kedua orangtua dan rahasia akhirat ada di guru.
"LAWLAL MUROBBI MA AROFTU ROBBI"
(Jika bukan karena pendidik (guru), maka aku tidak akan mengenal tuhanku...

Sabtu, 21 Juli 2018

Elmu falsafat

*SILOKA ELMU KI SUNDA*

_Kintunan ti karuhun hidep, kanggo anaking jimat awaking_

Omat anaking,
*kudu bisa naekan jeung nerapkeun 5 elmu ki Sunda ieu*:

ka 1. Elmu Saepi
ka 2. Elmu Napak sancang
ka 3. Elmu kebal
ka 4. Elmu Rawa Rontek
ka 5. Elmu Halimun

*- Elmu saepi lain kudu bisa ngapung,*
Tapi kudu saepi (Sae pikiran), cerdas, inovatip tur kreatip.

*- Elmu Napak Sancang*
lain kudu bisa napak/lumpat di luhur cai, tapi kudu bisa napak dina sagala kaayaan, boga sipat jeung watak  nu katarima ku sakabeh madzhab/golongan,teu merekedeweng ( etika bergaul/akhlakul karimah)

*- Elmu kebal dikadek*
lain kudu teu teurak dikadek ku bedog atawa di tembak ku bedil, tapi kudu kuat pamadegan, kudu boga pendirian sorangan... teu teurak ku pangaruh jeung pangharewos setan... (istiqomah).

*- Elmu Rawa Rontek..*
lain kudu bisa nyambungkeun deui raga nu geus parotong, tapi kudu bisa ngahijikeun dulur-dulur anu keur pacengkadan, paketrok/parasea, kudu bisa nengtremkeun jalma nu kajurung napsu atawa ngarangkul anu beda-beda  pamadegan.

*- Elmu Halimunan*
Lain kudu bisa ngaleungit,  tapi kudu bisa nyumput dinu caang, bijil dinu poek, hartina ulah ujub, ria jeung takabur. Asa aing pang akangna, siga nu heueuh, peupeuleukeuk asa aing nu pangwanina.

*_Mugia dulur sadaya....  urang tiasa ngalaksanakeunnana dina kahirupan sapopoe*

Akur... guyub...  jeung dulur jeung batur, daria...  jeung baraya,  silih gumati... jeung wargi, sariksa.. jeung tatangga. Ulah sok pundungan jeung teu kaopan. Tetep renggenek hirup sauyunan jeung babaturan. Ulah sok asa bener sorangan.
Taaaah.... kakara napel anu disebut Rahmatan Lil ‘Alamiiin.
Mangga...ieu lain SUNDA WIWITAN, tapi SUNDA KANYATAAN luyu jeung jaman. Nu dituju iwal ti *RIDHO nu MAHA KAWASA, ALLOH SUBHANAHU WATA’ALA.*
Peupeujeuh ka hidep, anaking kahade ... akidah kudu ajeg panceg istiqomah. Ibadah kudu angger, pangger jeung bener kalayan mudawwamah luyu jeung sunnah Rasulullah. Hirup kumbuh kudu akur jeung batur, ulah pakia- kia, pagirang-girang tampian. Sili asih, sili asah jeung sili asuh......

*CAGEUR BAGEUR, GENAH JEUNG  MERENAH TUR TUMA'NINAH*

*_Wassalaam_*

Rabu, 18 Juli 2018

Literatur Gratis


*HIBAH EBOOK BUKU AGAMA ISLAM GRATIS*

*DAFTAR BUKU*

1. KH. Marzuki Mustamar, *Al-Muqthatofat lil Ahlil Bidayat*, Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B49krkb9SjaCZncwcnJtUUltcWM/view

2. A. Zainul Hakim, *Terjemah Risalah Ahlussunah wal Jama'ah (رسالة أهل السنة والجماعة للعلامة حضرة الشيخ محمّد هاشم اشعرى)* Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B49krkb9SjaCZjdCS18yVGNMRDg/view

3. Habib Munzir al-Musawa, *Kenalilah Akidahmu*. Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B49krkb9SjaCd3JPX0RjWVRfemc/view

4. Harry Yuniardi, *Argumentasi Tarawih 20 Rakaat; Risalah Amaliah Kaum Nahdliyyin* (Bandung; LTN NU Jawa Barat, 2017) Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B6GRfv4J--Yuc1J6R1ZtNnRmZEE/view

5. Ustadz M. Idrus Ramli, *Buku Pintar Berdebat dengan Wahhabi*, (Jember; Bina ASWAJA, 2010) Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B6GRfv4J--YuZ2M4QW1pMHdvWWc/view

6. Ustadz Ma'ruf Khozin, *Mana Dalil Malam Nishfu Sya'ban?*, (Jember, LTN Jawa Timur, 2017) Link Download: https://drive.google.com/open?id=0B6GRfv4J--YuZ3RPVlB1WGlrVHc

7. Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari, *Risalah Ahlussunnah wal Jama'ah, _Terj._ Ngabdurrohman al-Jawi* (Jakarta: LTM-PBNU, 2011) Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B6GRfv4J--YuSVpIMDQ4a01ubXM/view

8. Einar Martahan Sitompul, *NU dan Pancasila*, (Jakarta; CV. Muliasari, 1989) Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B49krkb9SjaCWnRqMlVfdmZ3TDA/view

9. A. Gaffar Karim, *Metamorfosis NU dan Politisasi Islam di Indonesia*, (Yogyakarta; LKiS Yogyakarta, 1995) Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B49krkb9SjaCWFo0ZE5VWVVqUjA/view

10.KH. MA Sahal Mahfudh, *Nuansa Fiqih Sosial*, (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 1994) Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B49krkb9SjaCY0EtbDRXZVFaR0k/view

11.Lathiful Khuluq, *Kyai Haji Hasyim Asy'ari's; Religious Thought and Political Activities*, (Montreal: McGill University, 1997) Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B49krkb9SjaCOFg2d3JmR203QjQ/view

12.Martin van Bruinessen, *NU Tradisi, Relasi-Relasi Kuasa Pencarian Wacana Baru*, (Yogyakarta; LKiS Yogyakarta, 1994) Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B49krkb9SjaCc18zcmdva3h1d0U/view

13.M. Ali Haidar, *Nahdlatul Ulama dan Islam di Indonesia*, (Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama, 1993) Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B49krkb9SjaCWFo0ZE5VWVVqUjA/view

14.KH. Abdul Muchith Muzadi, *Hadratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy'ari di Mata Santri*, (Jombang; Pustaka Tebu Ireng, 2010) Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B49krkb9SjaCdzhlemhETldOeDQ/view

15.LTN-NU, *Amaliah NU dan Dalilnya*, (Jakarta; LTN-NU, 2011) Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B49krkb9SjaCLUlPdGxwSXl4eXM/view

16.Syaikh Thahir bin Shalih al-Jaza'iri, *Terjemah Jawahirul Kalamiyyah*. Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B6GRfv4J--YuZE1iS2RrYWhrdGc/view

17.A. Shihabuddin, *Telaah Kritis atas Doktrin Faham Salafi Wahabi*, Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B6GRfv4J--YuOHh6X19SclFaUlE/view

18.Habib Ali bin Muhammad al-Habsy, *Maulid Simthud Duror*, Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B49krkb9SjaCS05EdG1fTjJyZGM/view

19.Imam Ja'far Ibn Hasan al-Barzanji, *Maulid Barzanji* Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B49krkb9SjaCMUFoLV94NmhVLTQ/view

20.Imam Abdurrahman al-dibaa'i, *Maulid Ad-Dibaa'i*, Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B49krkb9SjaCVktCNEJTbWVNek0/view

_Semoga bermanfaat, menebar manfaat mendobrak keterbatasan literasi_

Wallohu a'lam

KEADAAN SALAFUSH SHALIH DI MALAM HARI (1)

BEBERAPA GAMBARAN MENGENAI QIYAAMUL LAIL

Oleh
Muhammad bin Suud Al-Uraifi

Keadaan Salafush Shalih di Malam Hari
Salafush Shalih adalah orang-orang yang berpaling dari dunia dan menggantinya (dengan akhirat) dan mereka tidak menjual perjanjian Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan harga yang sedikit. Mereka adalah orang-orang yang mengkhawatirkan kemalangan (di akhirat) dan mereka mencemaskan yang terdahulu dalam hal yang ghaib dan tersembunyi, maka hal itu akan menghalangi antara mereka dengan apa yang mereka inginkan, mereka selalu menunggu akhir ajalnya, bagaimana keadaannya, mereka itulah wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala yang shalih.

Gambaran Ibadah Para Salafush Shalih

1. ‘Amir bin Qais rahimahullah.
Dia adalah panutan, seorang wali, seorang yang zuhud dan rahib umat ini.

Mengenai dirinya, al-Hasan berkata, “‘Amir melakukan shalat di antara dua shalat ‘Isya’ (Maghrib dan ‘Isya’), kemudian pulang ke rumahnya, lalu makan roti dan tidur sejenak, kemudian bangun untuk melakukan shalat, kemudian sahur dan keluar (untuk melakukan shalat Shubuh berjama’ah).”[1]

Dia melakukan shalat hingga kedua telapak kakinya membengkak, lalu dia berkata, “Wahai orang yang selalu memerintahkan keburukan, sesungguhnya engkau diciptakan hanyalah untuk beribadah.”[2]

Istrinya pernah berkata, “Orang-orang sedang tidur sedangkan engkau tidak tidur.” Dia menjawab, “Sesungguhnya Neraka Jahannam tidak akan membiarkan aku tertidur.”[3]

Qatadah berkata, “Tatkala kematiannya menjelang, ‘Amir menangis, lalu ada yang bertanya, ‘Apa yang membuatmu menagis?’ Dia menjawab, ‘Tidaklah aku menangis karena takut akan kematian, juga bukan karena tamak atas dunia ini, akan tetapi aku menangis atas rasa haus di tengah hari dan ibadah di malam hari (karena tidak dapat melanjutkan lagi).'”[4]

2. Ar-Rabi’ bin Khutsaim rahimahullah
Dia adalah pemimpin yang menjadi panutan, seorang ahli ibadah dan salah seorang imam terkenal.
Ketika Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu melihatnya, beliau berkata, “Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah). Demi Allah, seandainya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatmu, pastilah beliau akan mencintaimu.”[5]

Dia adalah seorang pendiam, selalu khusyu’, sangat memelihara pandangannya hingga sebagian orang mengira bahwa dia adalah orang buta, maka ketika pelayan wanita Ibnu Mas’ud melihatnya, dia berkata (kepada Ibnu Mas’ud), “Temanmu yang buta telah datang.” Lalu Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu tertawa (karenanya).[6]

Diriwayatkan dari ‘Abdurrahman bin ‘Ajlan, dia berkata, “Pada suatu malam, aku pernah bermalam bersama ar-Rabi’ bin Khutsaim, lalu dia bangun untuk melakukan shalat, ketika melewati ayat ini: أَمْ حَسِبَ الَّذِيـنَ اجْتَـرَحُوا السَّيِّئَاتِ ‘Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu’ (Al-Jaatsiyah: 21), dia terdiam pada malamnya itu, hingga ketika memasuki waktu Shubuh, dia tidak melewati ayat ini ke ayat lainnya dikarenakan isak tangisnya yang semakin menjadi-jadi.”[7]

Tatkala ibundanya melihat dia sering menangis dan selalu bersungguh-sungguh serta apa yang diperbuatnya dengan dirinya, maka dia berkata kepadanya, “Wahai anakku, bisa jadi engkau akan mati terbunuh, tidakkah engkau takut jika engkau mati karena ini?” Dia menjawab, “Ya,” lalu ibundanya bertanya, “Siapakah dia hingga kami meminta kepada mereka agar mereka mau memaafkan dirimu dan membiarkan hak mereka darimu? Demi Allah, jika mereka melihat apa yang engkau temui, pastilah mereka akan mengasihanimu dan berbuat baik kepadamu.” Lalu dia menjawab, “Aku membunuh diriku sendiri.” Yang dia maksud adalah membunuhnya dengan kemaksiatan dan dosa.[8]

3. ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz rahimahullah
Dia adalah khalifah yang zuhud dan cerdas, dia adalah khalifah Bani Umayyah yang paling sengsara. Dia termasuk imam mujtahid dan termasuk dalam jajaran al-Khulafaur Rasyidin.

Istrinya, Fathimah pernah berkata, “Mughirah menceritakan kepada kami bahwa tidak ada orang yang paling banyak berpuasa dan ibadah daripada ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz dan aku tidak pernah melihat seorang pun yang paling takut kepada Rabb-nya selain dia. Setelah selesai melakukan shalat ‘Isya’, dia duduk di masjidnya, kemudian mengangkat kedua tangannya, lalu tiada henti-hentinya dia menangis hingga matanya tertidur, kemudian tidak lama kemudian dia terbangun, dan tiada henti-hentinya dia ber-do’a sambil mengangkat kedua tangannya hingga matanya tertidur. Semua ini dilakukannya sepanjang malamnya.”[9]

Makhul berkata, “Seandainya aku bersumpah, pastilah aku akan menepatinya, aku tidak pernah melihat orang yang paling zuhud dan paling takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala selain ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz.”[10]

Fathimah, istri ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz pernah menangis hingga pandangannya tertutup, lalu kedua saudaranya, yaitu Muslimah dan Hisyam, dua orang putera ‘Abdul Malik mengunjunginya, lalu keduanya bertanya, “Urusan apa yang membuatmu demikian? Apakah suaminya yang membuatmu sedih? Memang tidak ada orang seperti dirinya yang dapat membuat orang sedih, ataukah ada suatu hal keduniaan yang hilang dari dirimu? Ketahuilah, harta dan keluarga kami ada di hadapanmu.” Fathimah menjawab: “Tidak ada yang membuatku sedih dan tidak ada hal keduniaan pun yang aku sesalkan, hanya saja, demi Allah, aku pernah melihat suamiku pada suatu malam, lalu aku baru mengetahui bahwa yang membuatnya keluar menuju hal itu adalah suatu kegaduhan besar yang pernah aku lihat, sungguh hatinya itu telah menenangkan pengetahuannya.” Keduanya bertanya, “Apa yang engkau lihat darinya?” Fathimah menjawab, “Aku pernah melihatnya pada suatu malam, dia berdiri melakukan shalat, lalu tibalah dia membaca ayat ini:

يَوْمَ يَكُوْنُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوْثِ. وَتَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوْشِ

‘Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.’ [Al-Qaari’ah: 4-5]

Lalu dia menjerit, ‘Aduh alangkah buruknya.’ Kemudian dia melompat, lalu terjatuh, lalu aku melihatnya tampak lemah hingga aku mengira bahwa nyawanya akan keluar, kemudian dia tampak tenang, hingga aku mengira bahwa ajalnya telah tiba, kemudian dia mulai siuman, lalu berseru, ‘Aduh alangkah buruknya.’ Kemudian dia melompat dan berjalan mengelilingi rumah dan berkata, ‘Celakalah diriku pada hari di mana manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung laksana bulu yang dihambur-hamburkan.'” Fathimah berkata, “Tiada henti-hentinya dia melakukan hal seperti di atas hingga terbit fajar, kemudian dia terjatuh seakan-akan dirinya telah meninggal dunia hingga terdengar suara adzan menandakan waktu shalat Shubuh telah tiba. Demi Allah, aku tidak lagi mengingat malamnya itu demikian hanya saja kedua mata-ku telah mengantuk dan aku tidak kuasa menolak kesedihanku.”[11]

4. Tsabit al-Bannani rahimahullah
Dia adalah seorang imam panutan, Syaikhul Islam dan kunci dari sekian kunci kebaikan.

Ghalib al-Qaththan meriwayatkan dari Bakar al-Muzani, “Barangsiapa ingin melihat manusia pada masa ini yang paling rajin ibadahnya, maka hendaklah dia melihatnya pada diri Tsabit al-Bannani.”[12]

Syu’bah berkata, “Tsabit al-Bannani selalu membaca al-Qur-an setiap hari dan setiap malam dan dia selalu berpuasa sepanjang masa.” [13]

Hammad bin Zaid berkata, “Aku pernah melihat Tsabit menangis hingga tulang-tulang rusuknya tampak berlawanan.” [14]

Hammad bin Salamah berkata, “Tsabit pernah membaca ayat:

أَكَفَـرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ سَـوَّاكَ رَجُلاً

‘Apakah kamu kafir kepada (Rabb) yang menciptakanmu dari tanahnm, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan seorang laki-laki yang sempurna.’ (Al-Kahfi: 37), dan dia melakukan shalat malam sambil menangis dengan kerasnya dan mengulang-ulang ayat ini.”[15]

Tsabit selalu melakukan shalat malam, maka ketika memasuki waktu Shubuh, dia memegang kedua telapak kakinya dengan tangannya, lalu dia memijatnya, kemudian dia berkata: “Orang yang beribadah telah berlalu dan dia memutuskanku, aduh alangkah sedihnya.” [16]

Tsabit pernah berkata, “Aku merasakan susahnya shalat selama dua puluh tahun dan aku juga merasakan nikmatnya shalat selama dua puluh tahun.”[17]

Dia juga pernah berkata, “Tidak ada sesuatupun yang aku jumpai di hatiku yang lebih nikmat daripada shalat malam.”[18]

5. Sufyan ats-Tsauri rahimahullah
Dia adalah seorang imam, seorang hafizh (hafal banyak hadits) dan pemimpin ulama pada masanya.

Ibnu Mahdi berkata, “Aku selalu mengintip Sufyan dari malam ke malam, dia bangkit dalam kondisi yang menakutkan, dia memanggil-manggil, ‘Neraka, Neraka, Neraka’ telah menyibukkanku dari tidur dan keinginan-keinginan.”[19]

‘Abdurrazzaq berkata, “Tatkala Sufyan datang mengunjungi kami, kami memasak makanan untuknya, lalu dia memakannya, kemudian aku membawakan kismis Tha-if untuknya, lalu diapun memakannya, kemudian dia berkata, ‘Wahai ‘Abdurrazzaq, berilah makanan kepada keledai dan suruhlah dia bekerja keras.’ Kemudian dia berdiri untuk melakukan shalat hingga Shubuh.” [20]

‘Ali bin al-Fudhail bercerita, “Aku pernah melihat Sufyan sedang melakukan sujud, lalu aku melakukan thawaf sebanyak tujuh putaran sebelum dia mengangkat kepalanya.”[21]

Sufyan selalu keluar rumah dan berkeliling di malam hari, dia membasahi wajahnya dengan air hingga rasa kantuk pergi darinya.[22] Namun se kalipun dia selalu beribadah dengan bersungguh- sungguh, pernah juga terdengar dia berkata: “Aku senang jika aku selamat dari urusan ini sekedarnya saja, tidak menyengsarakanku dan tidak pula menguntungkanku.”[23]

6. ‘Abdullah bin al-Mubarak rahimahullah
Dia adalah salah seorang tokoh dan Syaikhul Islam, dia adalah orang ‘alim pada masanya dan pemimpin orang-orang yang bertakwa pada zamannya.

Nu’aim bin Hammad berkata, “Seorang laki-laki pernah berkata kepada Ibnul Mubarak, ‘Malam tadi aku membaca al-Qur-an dalam satu raka’at.’ Lalu Ibnul Mubarak berkata, ‘Akan tetapi aku mengenal seseorang yang semalaman tiada henti-hentinya mengulang-ulangi ayat: أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ ‘Bermegah-megahan telah melalai-kanmu’ ( At-Takaatsur: 1), hingga Shubuh, dia tidak mampu melanjutkan ayat ini.’ Yang dimaksud adalah dirinya sendiri.”[24]

Muhammad bin A’yun, sahabat Ibnul Mubarak dan dia adalah seorang yang dermawan kepadanya, dalam beberapa perjalanan pernah berkata, “Pada suatu malam, ketika kami berada dalam peperangan melawan Romawi, Ibnul Mubarak pergi untuk meletakkan kepalanya memperlihatkan kepadaku bahwa dia sedang tidur. Lalu aku pun meletakkan kepalaku seakan-akan diriku pun ikut tidur. Lalu dia mengira bahwa diriku telah tidur, lalu dia bangun untuk melakukan shalat dan tiada henti-hentinya dia melakukan demikian hingga terbit fajar, dan aku selalu mengintipnya. Tatkala terbit fajar, dia membangunkanku dan mengira bahwa aku memang tidur. Dia berkata, ‘Hai Muhammad,’ lalu saya menjawab, ‘Sesungguhnya aku tidak tidur semalam.’ Tatkala dia mendengar ucapanku ini, aku tidak melihatnya setelah itu berbicara kepadaku dan tidak lagi memperhatikanku sedikitpun selama peperangannya ini seakan-akan hal itu tidak membuatnya senang karena kelicikan yang kuperbuat terhadapnya. Aku selalu merasakan hal itu hingga dia meninggal dunia dan belum pernah aku melihat orang yang lebih mencintai kebaikan daripada dirinya.”[25]

Tatkala menjelang kematiannya, Ibnul Mubarak tersenyum dan membaca ayat:

لِمِثْلِ هَذَا فَلْيَعْمَلِ الْعَامِلُونَ

“Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja.” [Ash-Shaaffaat: 61]
Dan dia bersya’ir:

وَتَضْحَكُ لِلْمَـنَايَا وَهِيَ تَبْكِـي
لأَنَّكَ قَـدْ حَمَلْتَ لَهَا سِـلاَحَا

Engkau menertawakan kematian, padahal dia itu menagis
Karena engkau telah membawakan senjata untuknya.

7. Waki’ bin al-Jarrah rahimahullah
Dia adalah seorang imam, seorang hafizh (hafal banyak hadits), ahli hadits negeri Iraq dan salah seorang imam dalam agama ini.

Yahya bin Aktsam berkata: “Aku pernah menemani Waki’ ketika ia di rumah dan dalam perjalanan, dia selalu berpuasa sepanjang tahun dan mengkhatamkan seluruh al-Qur-an dalam satu malam.” [26]

Yahya bin Ma’in berkata, “Aku tidak pernah melihat orang yang seperti Waki’, dia selalu menghadap ke kiblat, melakukan shalat malam, selalu berpuasa dan menghafalkan haditsnya.”[27]

Yahya bin Ayyub menceritakan dari sebagian teman Waki’, dia berkata, “Waki’ tidak tidur sebelum dia membaca juznya, sepertiga al-Qur-an setiap malamnya, kemudian dia bangun di akhir malam, lalu dia membaca surat-surat al-mufashshal (surat-surat pendek), kemudian dia duduk, lalu mulailah dia memohon ampunan hingga terbit fajar.”[28]

Ibrahim bin Waki’ berkata, “Ayahku selalu melakukan shalat hingga tidak tersisa seorang pun di rumah kami melainkan dia tetap melakukan shalat, termasuk pelayan wanita kami yang berkulit hitam.”[29]

Al-Hasan bin Abi Yazid berkata, “Aku pernah menemani Waki’ bin al-Jarrah ketika melakukan perjalanan menuju Makkah, aku tidak pernah melihatnya bersandar dan aku tidak pernah melihatnya tidur di sekedupnya (tandunya).”[30]

[Disalin dari kitab “Kaanuu Qaliilan minal Laili maa Yahja’uun” karya Muhammad bin Su’ud al-‘Uraifi diberi pengantar oleh Syaikh ‘Abdullah al-Jibrin, Edisi Indonesia Panduan Lengkap Shalat Tahajjud, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]

Jumat, 13 Juli 2018

Pendapatmu ada di dirimu

KIRIMAN PROF.SUMANTO AL QURTUBY DOSEN DI KING FAHD UNIVERSITY FOR PETROLEUM AND GAS ARAB SAUDI.......................................................... ****SEPUCUK SURAT DARI TEMAN DI ARAB SAUDI :****
                                     
Warta islami ~ Saya membuat tulisan ini, bukan untuk merendahkan bangsa saya, Indonesia tercinta.

Bukan pula menyerang negara Arab, khususnya Arab Saudi tempat di mana saya berdomisili saat ini.

Tujuan tulisan singkat saya ini untuk *memberikan wawasan / kesadaran* kepada teman-teman, kakak, dan adik-adik saya dan sesama saudara warga negara Indonesia di mana saja berada.

Agar bisa memilih dan memilah, mana yang bisa dijadikan panutan / pedoman, serta mana pula yang harus diwaspadai.

Harapan saya hanya satu :
Semoga Bangsa Indonesia selalu dirahmati oleh Allah Tuhan Alam Semesta, Pencipta langit dan bumi beserta segala isinya, dan anak-anak bangsa ini - termasuk saya - tidak menjadi bangsa yang inferior (rendah diri), tidak mudah kagum, dan tidak mudah menjadi beo.

Begini, saya melihat *hubungan antara Arab ( khususnya Arab Teluk ), Barat ( khususnya Amerika ), dan Indonesia ( khususnya yang mengagumi Arab ) itu unik, menarik, dan lucu !*

Negara-negara Arab, khususnya Teluk itu “sangat Barat” dan jelas2 pro-Amerika (dan Inggris).

Hampir semua produk2 Barat dari ecek-ecek (semacam restoran fast foods) sampai yg berkelas dan bermerk untuk kalangan berduit, semua ada di kawasan ini.

Mall-mall megah dibangun, a.l., untuk menampung produk-produk Barat tadi.

Warga Arab menjadi konsumen setia karena memang mereka hobi shopping
(bahkan terkadang lalai dengan sembahyang).

Orang-orang Barat juga mendapat “perlakuan spesial” disini, khususnya yang bekerja di sektor industri (gaji tinggi, fasilitas melimpah).

Mayoritas orang-orang Arab juga sangat hormat & inferior (rendah diri) terhadap orang-orang Barat.

Saya sering jalan bareng bersama “kolega bule”-ku ke tempat pameran barang-barang branded tsb, dan mereka menganggap saya adalah “jongosnya”.

*Bagi orang2 Arab, non-bule darimanapun asalnya apapun agama mereka adalah “Kelas Buruh”, sementara org bule, sekere & sebego apapun mereka, beragama atau tidak beragama, dianggap “kelas elit”.*

Mereka baru menaruh rasa hormat, kalau sudah tahu “siapa kita”.

Sejumlah universitas2 beken di Amerika juga membuka cabang di Arab Teluk, selain Saudi, (Georgetown, New York Univ, Texas A & M, Carnegie Melon Univ, dll).

Di bawah bendera King Abdullah Scholarship, Saudi telah mengirim lebih dari 150 ribu warganya untuk belajar di kampus-kampus Barat, khususnya Amerika, Kanada & Eropa (jg Aussie).

Tidak ada satu pun yang disuruh belajar ke Indonesia !
Sementara (sebagian) warga Indonesia memimpikan belajar di Arab Saudi.
Lucunya, para fans/penyembah Arab Saudi dan Arab-Arab lainnya di Indonesia, mereka mati-matian men-tuan-kan Arab, sementara Arab sendiri tidak “menggubris” mereka (penyembah Arab).

Para “cheerleaders/pengidola” Arab ini (para fans Arab di Indonesia),
juga mati2an anti-Barat padahal orang-orang Arab mati-matian membela Barat.

Kita bertutur memakai istilah bahasa mereka (akhi, ukhty, antum, dan berbagai istilah arab lainnya, padahal, mereka merendahkan kita). *Kita seolah gagal faham untuk membedakan antara Islam dan Arab.*
Islam menghargai kita sedangkan Arab menganggap kita ini bangsa budak.

Saya bukan anti-Arab atau anti-Barat karena teman-teman baikku banyak sekali dari “dua dunia” ini.

Saya juga bukan pro-Arab atau pro-Barat. Saya adalah saya yang tetap orang kampungan Jawa.

*Daripada “menjadi Arab” atau “menjadi Barat”, akan lebih baik jika kita menjadi “diri kita sendiri” yang tetap menghargai warisan tradisi dan kebudayaan leluhur kita.*

Itulah orang Saudi, mereka menganggap kecil terhadap orang Indonesia, di hotel, di kantor, bahkan mrk menyangka saya cuma tenaga profesional ecek ecek, mereka tanya gaji, disangka CUMA 2 ribu atau 3 ribu Real. (1 real = 3700)

Waktu saya bilang jumlah gaji saya, mereka baru tahu gaji saya sama dengan orang Amerika atau Inggris, dan mereka tanya kok bisa begitu.

Saya bilang, saya pernah training di Inggris dan di Amerika, dan ternyata gaji saya lebih besar dari gaji dokter Saudi.

Itulah kenyataannya, dan yang menggaji saya perusahaan di Abu Dhabi yang tidak menganggap rendah karyawannya berdasarkan kebangsaan atau Nationality profiling.

Mudah-mudahan pemerintah *tidak mengirim lagi TKI atau TKW sehingga mereka tidak menganggap orang Indonesia bangsa budak.*

Tetapi kirim tenaga terdidik, terutama yang menguasai bahasa Inggris.

Sekali lagi :

Saya bukan anti Arab dan juga bukan anti Barat - saya cuma orang Jawa, Indonesia - yang dipercaya sebagai orang yang bekerja sebagai tenaga ahli yang dibayar berdasarkan keahliannya.

Suatu hari, dan ini bukan untuk menyombongkan diri, saya merasa bangga ketika saya keluar dari sebuah hotel di Jeddah, saya dijemput oleh sopir orang Arab berasal dari Thaif.
Itu kebanggaan saya, karena biasanya yg jadi sopir itu orang Indonesia.

*Mudah-mudahan kita tidak jadi bangsa budak dan budak di antara bangsa lain.*

Belum lama ini sy mengadakan survei dg responden para mahasiswaku (sekitar 100 mahasiswa) yg mayoritas beretnik Arab & Saudi. Survei ini bersifat “confidential” dan identitas mahasiswa tdk diketahui. Salah satu pertanyaan dlm survei adl : *"Agar lebih Islami, apakah masyarakat Muslim non-Arab harus meniru* *& mencontoh masyarakat Arab & menjalankan kebudayaan mereka?”* Jawaban mrk, sekitar *60% bilang “tidak”, 12% bilang “ya”, selebihnya “mungkin” & “tidak tahu”.*

Saya tdk tahu secara pasti apakah jawaban mrk itu ada kaitannya dg “doktrin2” pentingnya menghargai pluralitas budaya, agama, & masyarakat yg selama ini sy “ajarkan” di kelas atau mungkin karena pengaruh pendidikan yg semakin meningkat atau gelombang modernisasi & “internetisasi” yg mewabah di kawasan Arab.

Apapun faktor2nya, yg jelas hasil survei ini “sedikit menggembirakan” (setidaknya buatku), meskipun masih banyak tantangan cukup besar menghadang di depan mata. Bukan suatu hal yg mustahal jika kelak kaum Muslim Arab & Saudi khususnya bisa menjadi lebih maju, terbuka, dan toleran. Dan bukan suatu hal yg mustahal pula jika kelak kaum Muslim Indonesia justru “nyungsep” menjadi umat yg bebal, tertutup, dan intoleran.

Di saat masyarakat Arab mulai lelah dg konflik & kekerasan serta mulai menyadari pentingnya keragaman & hidup bertoleransi, sejumlah kaum Muslim di Indonesia justru menjadi umat intoleran dan anti-kemajemukan…

( Sumanto Al Qurtuby, seorang professor Warga Negara Indonesia, dosen di King Fahd University for Petroleum and Gas, Arab Saudi.)

*silakan share

Selasa, 03 Juli 2018

Langka itu memang mahal

*L A N G K A*

*_Yang langka itu.._*
_Istri yg tunduk patuh pada suami, yg senantiasa berseri2 saat dipandang , yg ridha terdiam saat suami marah. Tidak merasa lebih apalagi meninggikan suara. Tercantik di hadapan suami. Terharum saat menemani suami beristirahat. Tak menuntut keduniaan yg tidak mampu diberikan suaminya. Yang sadar bahwa ridha-Nya ada pd ridha suaminya._

*_Yang langka itu.._*
_Suami yang mengerti bahwa istrinya bukan pembantu. Sadar tak melulu ingin dilayani. Malu jika menyuruh ini itu krn tahu istrinya sudah repot seharian urusan anak dan rumah. Yang tak berharap keadaan rumah lapang saat pulang krn sadar itulah resiko hadirnya amanah² yg masih kecil. Yang sadar pekerjaan rumah tangga juga kewajibannya. Yang rela mengerjakan pekerjaan rumah tangga krn rasa sayangnya thdp istrinya yg kelelahan._

*_Yang langka itu.._* _Anak lelaki... yang sadar bahwa ibunya yg paling berhak atas dirinya. Yang mengutamakan memperhatikan urusan ibunya. Yang lebih mencintai ibunya dibanding mencintai istri dan anak²nya. Yang sadar bahwa surganya ada pd keridhaan ibunya._

*_Yang langka itu.._* _Orang tua... yang sadar bahwa anak perempuannya jika menikah sudah bukan lagi miliknya. yang selalu menasehati untuk mentaati suaminya selama suaminya tidak menyuruhnya kpd perkara munkar. Yang sadar bahwa keridhaan Allah bagi anaknya telah berpindah pd ridha suaminya._

*_Yang langka itu.._* _Seorang ibu... Yang meskipun tahu surga berada di bawah telapak kakinya. Tapi tidak pernah sekalipun menyinggung hal tsb saat anaknya ada kelalaian thdnya. Yang selalu sadar bahwa mungkin segala kekurangan pd anak²nya adalah hasil didikannya yg salah selama ini. Yang sadar bahwa jika dirinya salah berucap atau do'a keburukan maka malaikat akan mengaminkan do'anya._

*_Yang langka itu.._* _Anak yang senantiasa mendoakan kebaikan bagi orangtuanya dlm keheningan sepertiga malam terakhir. Meskipun sehari hari dlm kesibukan rumah tangganya. Dalam kesibukan usahanya. Dalam kesibukan pekerjaannya._

*_Yang langka itu.._* _Orang-orang yg saling memberikan nasehat dalam kebenaran dan kesabaran. Membangunkan sdr nya utk Sholat Tahajud, Doa kpd sang Haliq nya di waktu Mustajab 1/3 malam yg ahir dan saling memaklumi jika hal² di atas lupa atau lalai dilakukan sehingga saling memaafkan diantara mereka. Maka rahmat Allah berada di antara mereka._

_Dan Allah dgn kemurahanNya memaafkan kesalahan² mereka_

_Semoga kita termasuk kelompok yg LANGKA itu_ ..

آمِــــــــــيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِــــــــــيْنَ